Trader Sukses Merupakan Trader Yg Sabar

Sunday, November 11, 2012

Forex dan Pasar Komoditi


Apabila Anda memperhatikan pergerakan Dollar Amerika pada belakangan ini, maka Anda akan melihat bahwa pergerakan USD sangan erat kaitannya dengan 2 kondisi utama:
  1. Perkembangan yang terjadi di bursa saham (dalam hal ini index Dow Jones menjadi wakilnya).
  2. Harga minyak mentah yang diperdagangkan di NYMEX
Kedua point ini sangat erat kaitannya dengan nilai tukar Dollar Amerika. Bila bursa saham mengalami kenaikan biasanya USD ikut terkerek naik. Sebaliknya bila harga minyak naik maka USD cenderung melemah.
Kali ini pembahasan akan kita fokuskan pada point ke 2 yaitu bagaimana pengaruh sektor komoditi dengan nilai tukar sebuah mata uang. Tidak hanya harga minyak, kita juga akan membahas beberapa komoditi lain yang erat kaitannya dengan nilai tukar sebuah mata uang yang biasa kita tradingkan sehari-hari.
 
Harga Minyak, USD, NOK dan CAD
Minyak mentah akhir-akhir ini merupakan salah satu komoditas yang paling seksi berhubung kenaikannya yang mencapai 50% dalam waktu beberapa bulan saja. Perlu kita pahami bersama bahwa saat ini kebutuhan energi dunia masih sangat bergantung dengan energi fosil. Minyak bumi bersama dengan gas alam dan batu bara masih menyumbang lebih dari 80% kebutuhan energi dunia (termasuk Amerika Serikat yang notabene merupakan negara yang mengkonsumsi energi terbanyak).
komoditi-dan-forex-gambar1.jpg
Gambar 1. Persentase penyumbang kebutuhan energi Amerika Serikat. Sumber: Energy Information Administration
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 





Nah kalau Anda perhatikan bagan diatas terlihat bahwa bahan bakar fosil masih memegang 86% pos sumber energi saat ini. Dan kabar buruknya adalah 40% disumbangkan oleh minyak bumi! Apa artinya? Artinya adalah minyak bumi adalah salah satu komoditas terpenting yang pernah diperdagangkan bursa komoditi. Dikarenakan energi sangat dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi modern (apa ada dari Anda yang satu hari saja tidak pernah menggunakan bahan bakar sama sekali?), maka ekonomi negara-negara di muka bumi ini sangat sensitif dengan harga minyak bumi.
Bersyukurlah bagi negara-negara yang memiliki cadangan minyak bumi melimpah. Negara seperti Iran, Dubai dan Russia tentu saja sangat diuntungkan dengan melimpahnya cadangan minyak yang mereka miliki. Di Venezuela bahkan harga satu liter bensin tidak lebih dari Rp 300 perak!! Ya benar! Ngga ada yang salah ketik kok, beneran tiga ratus perak. Jadi ingat tahun 1980an dulu ya?
Nah bagaimana dengan negara yang tidak memiliki minyak yang mencukupi? Ya tentu saja harus mengimpor. Amerika Serikat misalnya, negara ini tidak memiliki cadangan minyak yang valid dan siap memenuhi kebutuhan minyak dalam negerinya sendiri. Ditambah dengan besarnya konsumsi minyak negara Paman Sam ini, maka US menjadi salah satu negara yang sangat peka dengan kenaikan harga minyak. Perhatikan tabel dibawah ini:
topoilconsumertable.png
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 









Nah ini adalah data tahun 2006. Jangan berharap tahun 2007 atau tahun 2008 tingkat konsumsinya lebih rendah. Sebaliknya justru lebih tinggi. Dan perhatikan, konsumsi minyak US hampir 3x lipat bahkan untuk negara berkembang pesat seperti China!
Data yang dihimpun Belajar Forex diketahui bahwa Amerika Serikat hanya mampu memproduksi 8.330.000 barrel minyak perharinya. Dengan demikian 12.357.000 barrel lainnya harus diimport. Kalikan saja dengan 365 hari maka Anda akan mendapatkan seberapa besar kebutuhan minyak US dalam barrel. Nah kalau minyak mengalami kenaikan 50 Dollar selama 6 bulan belakangan ini, hitung-hitung sedikit maka Anda akan mendapatkan nominal sekitar 225,5 Milyar Dollar US yang harus ditambahkan oleh Paman Sam untuk membiayai konsumsi minyaknya. Kalau uang sebanyak itu dipakai untuk makan di warteg dapat berapa piring ya (yang ini tidak usah dihitung)?
Sampai disini sudahkah Anda memperoleh gambaran mengapa begitu minyak mentah mengalami kenaikkan Dollar Amerika akan segera melemah? Benar! Dengan naiknya harga minyak mentah maka akibatnya biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan energinya akan semakin membengkak, defisit neraca akan semakin besar, dan sendi-sendi ekonomi menjadi melemah. Akibatnya tentu saja US Dollar akan mengalami pelemahan signifikan. Sekarang mari kita lihat aplikasinya:
komoditi-dan-forex-gambar2.jpg
Gambar 2. Grafik pergerakan EURUSD weekly 15 April 2007 hingga 02 Agustus 2008. Tampak EURUSD mengalami penguatan signifikan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
komoditi-dan-forex-gambar3.jpg
Gambar 3. Harga minyak mentah 15 Januari 2007 hingga 02 Agustus 2008. Terlihat mirip dengan grafik EURUSD?
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 













Kalau kita mengira ini hanyalah sebuah kebetulan, kita salah besar. Pola seperti ini telah berlangsung semenjak naiknya harga minyak mentah dunia semenjak awal tahun 1980an. Ya tentu saja jangan membandingkannya dengan EURUSD karena tahun 1980an EUR belum diterbitkan. Anda dapat membandingkannya dengan GBPUSD misalnya.
Ada satu lagi alasan mengapa bila harga minyak mengalami kenaikan Dollar Amerika mengalami pelemahan. Alasan lainnya adalah dikarenakan harga minyak dunia dipatok dalam Dollar Amerika. Sebenarnya logika ini merupakan logika terbalik namun akhir-akhir ini cederung justru mengalami kevalidan.
Yang dimaksud terbalik adalah karena pada dasarnya adalah dimulai terlebih dahulu dengan melemahnya Dollar, berdampak pada minyak dan lalu kemudian kembali lagi menjadi bola salju yang semakin melemahkan Dollar. Ketika para trader forex melihat USD yang cenderung melemah, maka dengan demikian setiap institusi yang memiliki cadangan dana untuk kebutuhan minyaknya membutuhkan Dollar lebih mahal untuk mendapatkan setiap barrel bahan bakar. Akibatnya adalah mereka terpaksa mengalihkan cadangan dana yang mereka punya tidak lagi ke Dollar Amerika tetapi ke mata uang lain yang lebih stabil seperti Euro atau Pound. Tentu saja ini mengakibatkan aksi jual besar-besaran terhadap Dollar. Akibatnya ya tentu saja Dollar akan semakin melemah (inilah yang dimaksudkan dengan bola salju). Jadi dimulai terlebih dahulu dengan melemahnya Dollar, harga minyak naik dan kembali lagi dengan semakin melemahnya Dollar. Kami harap Anda memahaminya.
Dengan demikian catatlah satu pelajaran berharga kita yang pertama dalam kaitan komoditi dengan pasar forex:
Pelajaran 1: USD cenderung melemah bila harga minyak mengalami kenaikan.
Berikutnya mari kita lihat hubungan antara harga minyak dengan Norwegia dan Kanada. Lain Amerika Serikat lain lagi dengan Kanada dan Norwegia. Bila US merupakan importir minyak terbesar dunia, Kanada terkenal merupakan salah satu negara eksportir minyak dan memiliki cadangan minyak kedua terbesar setelah Saudi Arabia. Hal yang sama juga berlaku untuk Norwegia. Mungkin jarang yang tahu bahwa negara Skandinavia ini merupakan salah satu negara eksportir minyak. Tahun 2007 Kanada mengekspor 1.888.000 barrel perhari ke Amerika Serikat. Sementara itu, Norwegia merupakan eksportir minyak ke-4 terbesar didunia dengan nominal sebanyak 2.542.000 barrel perharinya.
Dengan demikian seharusnya bila harga minyak mengalami kenaikan maka perekonomian Kanada dan Norwegia semakin bertambah makmur bukan? Setidaknya demikianlah para trader forex beranggapan. Dengan demikian nilai tukar kedua negara ini akan menguat terhadap Dollar atau Yen Jepang misalnya. Oh ya, Jepang juga merupakan salah satu konsumen minyak terbesar. Ketiga setelah US dan China.
Ok mari kita lihat pembuktiannya:
 
komoditi-dan-forex-gambar4.jpg
Gambar 4. USDCAD Weekly 7 Januari 2007 - 02 Agustus 2008. Tampak CAD menguat, grafik menuju ke bawah.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
komoditi-dan-forex-gambar3.jpg
Gambar 5. Harga minyak mentah 15 Januari 2007 hingga 02 Agustus 2008.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 













Nah menunjukkan korelasi yang cukup signifikan bukan. Bagi Anda yang belum mengerti, grafik forex untuk pair USDCAD akan bergerak turun bila CAD-nya menguat. Ini disebabkan penulisan pasangan ini adalah USDCAD bukan CADUSD. Berbeda dengan EURUSD dimana EUR disebutkan lebih dahulu dibandingkan USD-nya.
Sekarang bagaimana dengan Norwegian Krona? Well setali tiga uang.
komoditi-dan-forex-gambar6.jpg
Gambar 6. USDNOK Januari 2007 hingga Agustus 2008. NOK cenderung menguat terhadap USD.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 







Norwegian Krona memang jarang diperdagangkan oleh trader Indonesia. Mungkin karena tidak banyak pialang yang menyediakannya. Padahal ini dapat menjadi salah satu alternatif pasangan transaksi yang sangat menarik.
Pelajaran kedua: Bila harga minyak menguat, Dollar Kanada dan Norwegian Krona cenderung menguat.
Nah rasanya sudah cukup jelas bukan mengapa minyak mentah sangat mempengaruhi nilai tukar beberapa negara? Memang tidak semua. Beberapa negara yang sangat rentan dengan harga minyak adalah US, Kanada, Norwegia dan terakhir adalah Jepang. Sayangnya kita tidak dapat bermain forex dengan Real Saudi Arabia atau mata uang negara Kuwait misalnya. Tetapi cukuplah beberapa negara ini.
Dalam kasus-kasus tertentu utamanya saat kondisi bursa komoditi sedang sangat bergejolak, laporan cadangan minyak US juga dapat mempengaruhi nilai tukarnya. Bila cadangan minyak Amerika Serikat menurun maka mata uangnya juga cenderung menurun dikarenakan aksi panic selling on USD. Ini tidak berlaku setiap waktu hanya dalam saat-saat minyak sedang diperhatikan oleh kebanyakan trader komoditi.
Ok, sedikit keterangan penjelas, hal yang sama juga berlaku untuk Yen Jepang yang memang merupakan negara konsumen minyak juga. Jadi logika ini juga valid untuk Yen.
Pada bahasan berikutnya kita akan kembali membahas beberapa mata uang yang rentan dengan perubahan harga komoditas. Tapi kali ini tidak lagi dengan minyak mentah tetapi barang tambang lainnya. Silakan lanjutkan ke artikel berikutnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...