Trader Sukses Merupakan Trader Yg Sabar

Sunday, November 11, 2012

Money management

Pertama kami ucapkan selamat. Anda telah mempelajari modul Sekolah Forex dan kini sampai pada kelas terakhir dari sekolah ini. Mungkin banyak dari Anda berpikir apalagi yang masih bisa Saya pelajari. Saya telah mempelajari analisa teknikal dan fundamental. Juga berbagai ilmu-ilmu praktis forex lainnya sejak Walking Lamb class. Apa lagi?
Benar Anda telah mempelajari begitu banyak analisa dan teknik bertrading forex. Dan sekarang Kita hanya tinggal melakukan sentuhan akhir dari cara trading Kita. Namun justru sentuhan akhir ini sangat penting. Kenyataannya forex memiliki banyak faktor dan variabel yang tidak boleh ada lewatkan satu pun. Kalau ada satu saja faktor yang Anda abaikan, katakanlah faktor “X”, maka bisa jadi keseluruhan bangunan trading Anda akan runtuh karena X tadi. Jadi, simak pelajaran-pelajaran Hunting Fox disini dengan seksama karena disini Kita mulai masuk ke sisi praktis forex namun dalam scoop yang lebih makro.

Ok, pelajaran pertama Kita adalah apa yang disebut sebagai Money Management. Jika Forex adalah sebuah bisnis, maka money management merupakan faktor yang menentukan apakah bisnis yang Anda jalani adalah bisnis kelas “warung” atau bisnis "profesional" yang juga dijalankan oleh seorang profesional. Bukankah perbedaan antara bisnis kelas warung dan profesional ada pada tata kelolanya? 


Mari Kita bandingkan antara sebuah toko kelontong dengan sebuah supermarket. Sama-sama menjual sembako, tapi apa yang membedakan keduanya? Tentu saja supermarket dikelola dengan manajemen yang rapi dan mengAndalkan sebuah sistem yang baik. Tidak demikian dengan sebuah toko kelontong biasa yang apabila pemiliknya masuk angin dan tidak dapat datang ke tokonya saja maka toko tersebut harus ditutup. Dan mana yang lebih berhasil? Toko kelontong atau supermarket? Ya tentu saja supermarket. Jadi, jangan berbisnis dengan model warung. Tapi jalankan dengan profesional!

Jangan bertrading forex juga dengan model pemiliki warung kelontong, tapi jalankan dengan model sebuah supermarket. Dan faktor penentu hal ini dalam forex adalah apa yang disebut dengan money management ini. Tanpa money management, mungkin Anda akan mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek, namun tidak dalam jangka panjang.

Money management dalam forex kurang lebih adalah sekumpulan rule yang terintegrasi dalam sebuah trading system mengenai bagaimana Anda mengontrol keuangan Anda selama bertrading. Tentu saja hal ini mutlak Anda miliki. Praktisnya, money management menyangkut hal-hal berikut ini:

  • Initial Margin dan Margin Added (bila ada).
  • Besar resiko per transaksi yang bersedia Anda tanggung.
  • Maximum Drawdown
  • Risk to Reward Ratio
 
1. Initial Margin & Margin Added
 
Initial margin adalah modal awal yang hendak Anda setorkan pada pialang untuk bertrading. Sedangkan margin added adalah modal tambahan yang mungkin Anda tambahkan untuk Anda bertrading/ mempertahankan posisi yang terfloating bila ada dikemudian hari.

Dari dua hal ini dapat dilihat bahwa money management bermula bahkan sebelum Anda bertrading dan membuka posisi Anda yang pertama. Sama halnya dalam bisnis-bisnis lainnya, modal memegang peranan penting dalam trading Anda dikemudian hari. Mereka yang bertrading dengan modal $5000 tentu saja berbeda cara tradingnya dengan yang bermodal $500.

Beberapa pialang memang menerapkan minimum pembukaan account yang sangat murah. Bahkan di Gain Capital sendiri minimum pembukaan account forex hanyalah sebesar $250. Sangat kecil sekali. Namun ini bukan berarti kami menyarankan Anda bertrading dengan modal minim. Bagaimana pun modal kecil menuntut kecermatan dan kesabaran dalam membuka sebuah posisi beserta resiko yang harus Anda tanggung tentu saja lebih besar.

Ambilah contoh demikian, jika Anda membuka account forex Anda sebesar $250. Maka dengan membeli 1 lot GBPUSD di harga 1.9700. Dengan demikian margin jaminan perlotnya adalah $197. Maka sisa dana Anda sekarang menjadi $250-$197 = $53. Nah $53 inilah dana yang Anda miliki untuk mempertahankan pergerakan posisi Anda.

Jika beberapa jam setelah Anda membuka posisi BUY di 1.9700 tersebut harga turun ke 1.9647 (turun 53 points dari posisi awal Anda), maka akan terjadi Margin Call. Posisi Anda akan tertutup otomatis oleh sistem dikarenakan kurangnya jaminan. Dalam keadaan ini Anda harus menanggung kerugian sebanyak 53 points atau nilainya sama dengan 53 Dollar. 
 
Sialnya jikalau setelah harga turun ke 1.9647 beberapa hari kemudian harga malah melonjak tinggi ke 1.9800. Tentu saja jika Anda tidak mengalami margin call sebelumnya maka Anda akan memperoleh keuntungan sebesar 100 Dollar per lotnya. Mimpi tinggalah mimpi. Dikarenakan kurangnya modal, kesempatan profit Anda berubah menjadi sebuh mimpi buruk bernama margin call.

Kejadian itu tidak perlu terjadi Andaikata misalnya Anda memulai trading Anda dengan modalh $1000. Dengan membuka posisi 1 lot buy di 1.9700 dan kemudian harga turun ke 1.9647 maka Anda masih memiliki sisa dana sebanyak $750 Dollar lagi. Artinya kalau harga turun ke 1.8897 barulah margin call terjadi. Sesuatu yang sangat sulit terjadi dalam beberapa hari pergerakan bagi GBP (dan juga mata uang lainnya).

Nah dari sini Anda mengerti perbedaannya antara bertrading dengan modal minim dan bertrading dengan modal cukup bukan? Bagaimana pun modal tidak dapat dibohongi. Tanpa modal yang cukup, bagi seorang pemula forex, itu sama saja maju berperang tanpa mempersiapkan pertahanan yang cukup.

Lalu apakah bisa Saya memulai trading Saya dengan modal terbatas misalnya $250 dan memperoleh profit?

Bisa! Namun dibutuhkan analisa yang cermat dan kesabaran ekstra bagi Anda. Dalam contoh kasus diatas, maka tentu saja Anda harus cukup bersabar untuk menunggu harga turun lebih jauh lagi dibawah level 1.97 guna menghindar MC pada account Anda. Hal ini memang gampang-gampang susah. Bahkan bagi seorang profesional sekalipun. Masalahnya apakah mungkin setelah harga mencapai level 1.9700 dia akan terus turun ke 1.9650? Atau jangan-jangan setelah turun ke 1.9700 maka harga akan segera melonjak naik ke 1.9800 dan dengan demikian Saya kehilangan kesempatan memperoleh profit. Butuh kesabaran ekstra dan permainan yang sangat cermat. Sedikit saja meleset maka bubarlah semuanya.
Nah daripada Anda stress karena minimnya modal dan selalu terancam margin call memang disarankan untuk membuka trading dengan modal yang mencukupi. Berapa? Jika Anda hanya membuka 1 lot setiap kali bertrading dan tidak akan membuka posisi baru hingga 1 lot tersebut mencapai profit atau menyentuh stop loss Anda, maka disarankan untuk memulainya dengan modal $1000. Jika Anda hendak membuka 2 lot dalam satu kali transaksi maka tinggal di kali kan 2 menjadi $2000. Sederhana bukan? 
Dengan dana yang cukup, Anda memiliki sedikit kebebasan untuk melakukan manuver-manuver dalam trading Anda dan mengurangi beban psikologis karena terbatasnya modal.
Tentu saja semakin besar akan semakin baik. Apalagi innitial margin Anda besarnya $10.000 dan pembukaan posisi hanya sebanyak 1 lot. Ya tidak perlu pasang Stop Loss pun rasanya tidak akan terkena margin call. Cukup makan interest rate yang besarnya kurang lebih 2000 Rupiah seharinya. Ya lumayanlah, Rp 720 Ribu dalam setahun. Belum kalau posisi Kita profit.

Itu yang dimaksud dengan bagaimana perhitungan innitial margin. Jadi, rencanakan baik-baik bagaimana Anda bertrading kelak. Dalam demo account biasanya Anda diberikan dana virtual sebesar $2000 untuk bertrading. Seringkali mereka yang mencoba demo account memperoleh profit yang besar dan ketika mereka mencobanya pada real account boro-boro profit, yang ada dana langsung hilang karena rugi besar. Masalahnya dimana? Perbedaan yang paling sering terjadi adalah modal awal mereka pada real account ternyata tidak sama dengan dana yang disediakan pada virtual account. Mereka yang tidak menyadari hal ini kemudian terjebak untuk mengadu peruntungan mereka dengan alasan toh pada demo account mereka sudah profit. Lalu mereka memulai trading mereka hanya dengan sebesar $500! Ya tentu saja rugi!! Besarnya tahanan yang dimiliki $2000 dengan $500 tentu saja beda. Ah betapa naifnya.

Perihal margin added, beberapa orang lebih menyukai untuk menyetorkan innitial margin mereka dengan jumlah secukupnya dengan alasan bahwa jika dikemudian hari account mereka terancam margin call maka mereka dapat menambahkan dana ( injection istilahnya ) guna menahannya. Ya boleh-boleh saja. Sah dan legal kok.

Hanya dalam hal ini ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan:
  • Waktu antara penyetoran hingga dana efektif masuk ke account Anda biasanya 1 hingga 2 hari. Pertimbangkan dengan masak jangan sampai margin call terjadi dalam 2 hari kedepan. Jadi lakukan injection jauh-jauh hari untuk amannya.
  • Bagi yang gemar injection, Anda harus tahu sampai batas mana Anda hendak berhenti melakukan injection. Ini untuk mencegah terjadinya kerugian yang tak terkendali dikarenakan Anda menggunakan uang apa saja yang ada di dompet untuk injection. Kita sudah membahas di awal-awal pelajaran Kita bahwa harus ada batas dimana Kita berhenti dikarenakan ternyata rugi yang terlalu besar dengan berbagai faktor yang tidak/ terlalu sulit di atasi.
  • Pertimbangkan juga biaya transfer antar bank luar negeri yang besarnya kadang bisa mencapai 20 Dollar. Ya lumayanlah biayanya.
  • Apakah setidaknya kemungkinan profit dapat tercapai apabila Anda melakukan injection?
Nah apabila Anda bersedia menanggung faktor-faktor diatas, tidak menjadi masalah apabila injection dilakukan. Selama itu masih dalam batas kontrol investasi dan membuka kesempatan untuk mendapatkan profit, lakukanlah.

2. Besarnya Resiko per Trade yang Bersedia Anda Tanggung

Resiko per trade artinya apabila sekali Anda membuka posisi, berapa besar batasan loss yang mau Anda tanggung jika seandainya posisi Kita berlawanan dengan market? Kelak hal ini akan berkaitan dengan bagaimana Anda membangun sebuah trading system.

Bagaimana pun dalam setiap kali transaksi Kita harus menyadari bahwa tidak selamanya analisa Kita benar. Meskipun kadang benar namun bisa juga time frame yang Kita gunakan keliru. Artinya andaikata Kita memprediksi harga naik dalam 2 jam kedepan ternyata kenaikan baru terjadi setelah 2 hari kemudian. Atau bahkan tidak naik sama sekali hingga Kita mengalami kerugian.

Kendala yang dihadapi pemula adalah seringkali Kita tidak bersedia untuk mengatakan bahwa Kita keliru dan menutup posisi Kita yang loss. Dengan demikian Kita menunggu hingga harga berbalik kembali yang entah kapan terjadinya. Mungkin berbalik. Tapi perkara menunggu harga berbalik sesuai dengan yang Kita harapkan seringkali menjadi waktu-waktu yang penuh frustrasi. Kadang bisa sebulan. Lainnya yang lebih buruk harga tidak pernah kembali dalam waktu selama 6 bulan.

Andaikata Anda membuka sebuah posisi Open Sell GBP pada 1.8830 pada 20 Oktober 2006 dan tidak memasang Stop Loss. Kalaupun dana Anda tidak terbatas jumlahnya, Anda harus menunggu sampai waktu yang tidak diketahui lamanya supaya harga kembali ke titik tersebut karena sampai tulisan ini dibuat yaitu 21 Mei 2007 harga GBPUSD masih ada di kisaran 1.9700! Perhatikan gambar dibawah ini yang ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam. Itu adalah saat dimana harga berada di 1.8830 sedangkan garis putus-putus berwarna biru adalah posisi harga GBPUSD pada saat gambar diambil.
 



Maksud dari point ini adalah: Stop Loss itu penting. Dan itu merupakan bagian dari money management. Tanpa itu maka trading Kita seperti sebuah kendaraan tanpa rem. Anda dapat melaju secepat Anda mau tapi tentu ada saatnya dimana Kita ingin berhenti bukan?
   

3. Maximum Drawdown

Yang dimaksud dengan maximum drawdown adalah berapa besarnya loss berturut-turut yang mungkin terjadi dalam trading Anda. Mari Kita mulai dengan sebuah perumpamaan: Katakanlah Kita memiliki sebuah trading system yang mampu memberikan akurasi profit sebesar 70% dalam tiap bulannya. Artinya dalam satu bulan maka kemungkinan Kita memperoleh profit dari model trading yang Kita miliki adalah 70% dan 30% lainnya adalah loss. Atau dalam 100 kali transaksi maka 70 kali posisi yang Kita buka adalah untung dan 30 lainnya rugi. Lumayan bagus bukan?

Tetapi itu saja tidak cukup. Money management menentukan disini. Bagaimana apabila Kita mengalami loss yang 30 kali itu secara berturut turut? Jadi dari trade pertama hingga trade ke tiga puluh Kita mengalami loss dan barulah trade ke 31 hingga ke 100 profit Kita peroleh. Nah masalahnya apakah dana yang tersisa setelah trade ke 30 masih mencukupi untuk bertransaksi di trade ke 31 dan seterusnya? Inilah yang dimaksud dengan drawdown. Berapa besarnya drawdown maksimum yang mungkin terjadi?

Mungkin ada diantara Anda yang berkata: “Wah tidak mungkin Saya mengalami loss 30 kali berturut-turut!” Kenapa tidak? Bukankah Kita bukan dewa? Atau tidak perlu 30 kali 10 kali saja mungkin sudah membuat Kita berpikir berulang kali dengan sistem trading Kita.

Ok, kembali ke kasus 30 kali loss berturut-turut itu. Jadi bagaimana solusinya? Solusinya ada beberapa cara:

Memperbaiki sistem trading Anda sehingga tidak lagi menjadi 70:30 misalnya menjadi 90:10.

Kelihatannya memang sangat baik bukan? Tapi ini jelas tidak mudah. Memiliki sistem yang mampu memprediksi 90 persen pergerakan harga dengan akurat tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat kalau tidak mau Kita katakan bertahun-tahun. Ya ini memang solusi teoritis terbaiknya namun secara realistis ini sulit.

Solusi 1: Memperbesar modal
Nah ini masih lebih mungkin dibandingkan dengan solusi pertama tadi. Dengan memperbesar modal maka Kita memiliki buffer yang lebih besar untuk menahan loss agregat tadi. Tentu saja jumlah lot yang terbuka harus tetap dan tidak boleh bertambah dalam tiap kali transaksi. Namun kendala disini adalah apabila dana yang Kita miliki terbatas. Dalam keadaan seperti ini Kita harus kembali ke solusi pertama atau solusi ketiga dibawah ini.

Solusi 2: Memperkecil loss per transaksi
Nah ini solusi sederhana dan rasanya lebih dapat diterima. Maksudnya apabila tadinya Kita menggunakan katakanlah 10% dari dana Kita untuk bertransaksi yaitu untuk menentukan besarnya Stop Loss maka Kita perlu menguranginya menjadi misalnya 5%. Begini lho maksudnya, apabila Anda menggunakan 10% dengan modal 1000 itu artinya stop loss Anda besarnya 100 points (1000 x 10% = 100) sedangkan apabila menggunakan 5% maka stop loss Anda besarnya 50 points.
Mari Kita lihat contoh kasus berikut ini. Katakanlah Kita menggunakan modal sebesar $1000 dan hanya membuka posisi sebanyak 1 lot tiap kali transaksinya. Mari Kita lihat bagaimana perbandingannya apabila Kita mengalami drawdown sebanyak 30 kali (hegh… drawdown 30 kali memang benar-benar membuat Kita tenggelam. Bahkan Saya yang menuliskannya pun tidak dapat membayangkan apabila itu menimpa Saya. Untunglah belum pernah terjadi pada Saya hehehe :) 
 

Transaksi ke
Total Modal ($)
10% dari total dana ($)
Total Modal
5% dari total dana
1.
1000
100
1000
50
2.
900
90
950
48
3.
810
81
903
45
4.
729
73
857
43
5.
656
66
815
41
6.
590
59
774
39
7.
531
53
735
37
8.
478
48
698
35
9.
430
43
663
33
10.
387
39
630
32
11.
349
35
599
30
12.
314
31
569
28
13.
282
28
540
27
14.
254
25
513
26
15.
229
23
488
24
16.
206
21
463
23
17.
185
19
440
22
18.
167
17
418
21
19.
150
15
397
20
20.
135
14
377
19
21.
122
12
358
18
22.
109
11
341
17
23.
98
10
324
16
24.
89
9
307
15
25.
80
8
292
15
26.
72
7
277
14
27.
65
6
264
13
28.
58
6
250
13
29.
52
5
238
12
30.
47
5
226
11

Perhatikan bahwa pada drawdown ke 30, dana yang tersisa dengan menggunakan 10% dari total modal maka tersisa hanya sebesar 47$. Sedangkan dengan menggunakan 5% tersisa 226$. Berbeda 5 kali lipat! Dengan sisa dana $47, apa yang bisa Kita lakukan? Bahkan untuk membeli AUDUSD sebanyak 1 lot pun tidak bisa. Hanya injection yang bisa.

Dengan demikian maka kesimpulannya semakin kecil persentase modal yang digunakan semakin aman trading Kita jadinya. Namun tentu saja ada kendala-kendala yang perlu Anda lalui untuk dapat mencapai persentase yang kecil seperti itu. Diantaranya adalah sanggupkah Anda bertrading dengan Stop Loss yang lebih sempit dari biasanya? Nah ini perlu dipertimbangkan lagi.

Lalu berapa persentase terbaik? Beberapa trader profesional mengatakan besaran terbaik adalah dibawah dari 2%! Jadi 5% tadi masih terlalu besar sesungguhnya. Dengan 2% apabila Anda memiliki modal sebesar $1000 maka Stop Loss Anda perlu digeser menjadi hanya 20 points saja. Sangat kecil bagi seorang Swing Trader. Tapi itu adalah persentase yang benar. Artinya jika Anda hendak bermain swing maka gunakan dana yang lebih besar. Ingat, modal tidak bisa dibohongi.

 
4. Risk to Reward Ratio

Risk to reward ratio merupakan perbandingan antara resiko yang Anda ambil dengan keuntungan yang diperoleh setiap kali membuka posisi. Dalam prakteknya nanti ini akan diterjemahkan berapa points besar Stop Loss dan Limit yang Anda gunakan setiap kali sebuah posisi di ambil.

Para trader pemula acap kali menentukan besaran Limit mereka namun sama sekali tidak menggunakan Stop Loss. Alasannya: kalau menggunakan Stop Loss dan Limit, lebih sering Stop Loss-nya yang tersentuh sehingga sering rugi. Jadi akhirnya kebanyakan pemula bertrading dengan menggunakan Limit namun melupakan Stop Loss mereka.

Nah ini jadi gejala klasik yang terjadi hampir di seluruh trader pemula. Sebenarnya sah-sah saja Kita bertrading dengan cara demikian. Sisi positif trading seperti ini adalah moral Kita akan semakin membaik dari hari ke hari dikarenakan setiap posisi yang diambil lebih banyak profitnya dan tidak pernah loss bahkan.

Namun dari sisi risk to reward ratio, hal ini benar-benar membahayakan sang trader sendiri. Katakanlah Limit yang diambilnya adalah sebanyak 30 points. Dengan tidak memasang Stop Loss maka perbandingan keuntungan dan resiko menjadi 30: ~ alias 30 points berbanding tak berhingga. Ini dikarenakan apabila resiko benar-benar terrealisasi maka itu artinya seluruh dana Anda akan habis dikarenakan batasan resiko itu sendiri adalah Margin Call.

Rasio seperti ini benar-benar tidak masuk akal rasanya. Dari 100 kali Kita bertransaksi dan 99 kali Kita menang lalu dengan hanya satu kali transaksi kita mengalami kesalahan fatal maka seluruh keuntungan dan modal Kita hilang lenyap! Dunia forex penuh dengan kuburan trader pemula model seperti ini. Siapa mau menyusul? Hihihi, bukan menakut-nakuti lho, ini demi kepentingan Anda juga supaya mengerti bahwa bertrading itu ada resiko yang perlu dikendalikan.

Nah dengan demikian adalah penting untuk mengatur Risk to Reward Ration Anda dengan benar. Jadi lupakan bertrading tanpa adanya Stop Loss! Jika dalam trading Anda Stop Loss Anda acap kali tersentuh maka mungkin memang Anda perlu mengatur ulang sistem trading dan penentuan Stop Loss serta limit Anda. Intinya, jangan salahkan keberadaan Stop Loss apabila posisi Anda terlikuidasi karenanya. Keberadaan Stop Loss disini adalah untuk membatasi kerugian Anda dan bukan untuk membankrutkan Anda.

Jadi, berapa perbandingan Risk to Reward yang baik? Tentu saja semakin besar reward dan semakin kecil risk adalah pilihan yang paling baik. Coba perhatikan contoh kasus berikut ini:

Andaikata Anda menentukan Risk Anda adalah 30 points sedangkan Reward Anda adalah 60 points maka dengan modal $1000 dan ada 1 lot saja posisi yang terbuka tiap kali transaksi. Katakanlah dalam 50 kali transaksi Anda mengalami loss sebanyak 30 kali dan profit sebanyak 20 kali maka pada akhir transaksi Anda yang ke-50 Anda masih terhitung profit meskipun dari sisi jumlah transaksi lebih banyak loss daripada profitnya:
 

Transaksi
30 Points Loss
60 Points Profit
0
1000
-
1
970
-
2
940
-
3
910
-
4
880
-
5
850
-
6
820
-
7
790
-
8
760
-
9
730
-
10
700
-
11
670
-
12
640
-
13
610
-
14
580
-
15
550
-
16
520
-
17
490
-
18
460
-
19
430
-
20
400
-
21
370
-
22
340
-
23
310
-
24
280
-
25
250
-
26
220
-
27
190
-
28
160
-
29
130
-
30
100
-
31
-
160
32
-
220
33
-
280
34
-
340
35
-
400
36
-
460
37
-
520
38
-
580
39
-
640
40
-
700
41
-
760
42
-
820
43
-
880
44
-
940
45
-
1000
46
-
1060
47
-
1120
48
-
1180
49
-
1240
50
-
1300


Perhatikan meskipun Anda lebih banyak mengalami loss dari 50 kali transaksi namun secara agregat kondisi keuangan trading Anda tetaplah profit sebesar 300 Dollar! Bukankah ini adalah hal yang luar biasa ? Di akhir transaksi ke 50, dana yang Kita miliki telah mencapai 1300 Dollar dari sebelumnya 1000 Dollar.
Hal ini mungkin terlihat sederhana. Namun demikian banyak trader melewatkannya dan berujung pada tidak terencananya sebuah trading dengan baik. Akibatnya ya tentu saja loss menanti. Loss, loss dan akhirnya Total Loss! Sampai ketemu di kelas berikutnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...